Skip to main content

Water Hammer

Water Hammer

Water hammer adalah suara yang berasal dari benturan air kondensat berkecepatan tinggi dengan dinding peralatan maupun sambungan instalasi pipa seperti elbow yang terdengar seperti suara ketukan yang keras bahkan seperti ledakan pada instalasi pipa maupun peralatan pendukung. Karena sifat air yang incompressible, water hammer sangat mungkin terjadi dalam suatu instalasi pemipaan terutama pada instalasi pipa steam dan compressed air.

Water hammer adalah suara yang berasal dari benturan air kondensat berkecepatan tinggi dengan dinding peralatan maupun sambungan instalasi pipa

Ciri-ciri dari water hammer pada suatu instalasi pipa adalah adanya suara mirip ledakan kecil yang secara extreme dapat menimbulkan pergerakan pipa. Dampak yang mungkin terjadi adalah retakan pada beberapa sambungan yang bisa mengakibatkan kebocoran gas di dalamnya. Instalasi dan perawatan yang baik pada equipment pendukung dapat meminimalisasi terjadinya water hammer pada suatu sistem pemipaan.

Penyebab Water Hammer

Air kondensat yang menyebabkan water hammer biasanya terkumpul pada titik-titik terendah pada suatu instalasi pipa. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa hal yang diantaranya adalah :

1.    Kegagalan alat pendukung seperti kondensat steam traps maupun auto drain pada sistem compressed air;

2.    Penggunaan reducer pipa yang berbentuk konsentris;

3.    Pembuangan jalur kondensat steam yang tidak memadai (jumlah steam traps terlalu sedikit);

4.    Operasional sistem yang tidak benar, contohnya adalah pembukaan valve yang terlalu cepat pada saat proses start up dan tidak melakukan drain air kondensat terlebih dahulu;

Water hammer adalah suara yang berasal dari benturan air kondensat berkecepatan tinggi dengan dinding peralatan maupun sambungan instalasi pipa

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meminimalkan water hammer.

Water hammer akan sangat mungkin terjadi pada suatu instalasi pemipaan seperti pada instalasi pipa steam. Namun hal tersebut dapat kita minimalkan dengan berbagai cara yang diantaranya adalah sebagai berikut :

1.    Selalu cek kondisi kondensat trap yang terpasang. Beberapa metode pengecekan kondensat trap bisa dilakukan seperti metode cek secara visual keluaran trap, pengecekan dengan ultra sound atau uji suara untuk mengetahui adanya aliran air kondensat di dalamnya kemudian metode pengecekan suhu pada inlet maupun outlet kondensat trap dengan menggunakan thermal gun.

2.    Gunakan bentuk reducer ukuran pipa yang sesuai. Reducer yang sangat disarankan adalah reducer tipe eksentris yang dapat meminimalkan penumpukan air kondensat di dasar pipa.

3.    Memasang check valve di setiap kondensat trap untuk mencegah adanya aliran balik dari air kondensat yang tidak terbuang seluruhnya oleh trap menuju kembali ke jalur pipa.

4.    Melakukan drain sebelum proses start up sangat dianjurkan dan juga membuka valve isolasi sistem secara perlahan supaya tidak terjadi lonjakan kecepatan aliran secara tiba-tiba.

5.    Memposisikan pipa-pipa sehingga terdapat sudut kemiringan pada arah alirannya. Kemiringan sudut paling tidak sebesar 12 mm pada setiap 3 meter panjang pipa.

6.    Jumlah kondensat trap yang mencukupi, setidaknya terdapat satu kondensat trap setiap 30 sampai dengan 50 meter panjang pipa. Lebih dari satu akan lebih baik namun harus tetap memperhatikan faktor ekonomis sehingga tidak berlebihan.

Demikianlah artikel mengenai Water Hammer, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Comments

Popular posts from this blog

Auto Drain Compressor

Auto Drain Compressor Di dunia industri modern, penggunaan kompresor tidak dapat dipungkiri lagi demi memenuhi kebutuhan proses produksi. Udara tekan (c ompressed air ) banyak digunakan pada komponen-komponen pneumatic dan instrumentasi pada suatu mesin. Contohnya saja bisa kita lihat pada bengkel-bengkel kendaraan bermotor dimana udara tekan ini dimanfaatkan sebagai tenaga untuk menggerakkan motor pneumatic pada tool impact untuk membuka baut-baut kendaraan bermotor. Sedangkan pada instrumentasi industri biasanya udara tekan ( compressed air ) digunakan untuk mengontrol pergerakan valve . Valve yang dikontrol ini biasanya membutuhkan ketepatan waktu buka maupun posisi valve yang berada pada daerah yang tidak dapat dijangkau oleh manusia atau karena safety factor . Udara tekan yang dihasilkan oleh kompresor akan didinginkan di after cooler lalu ditampung di dalam suatu air receiver tank . Udara tekan yang ada di dalam air receiver tank tidaklah murni 100% udara tekan melainkan

Steam Separator

Steam Separator Steam separators adalah suatu benda yang digunakan untuk memisahkan kandungan air tersuspensi yang terdapat dalam aliran steam . Steam basah pasti mengandung sejumlah air dan hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus karena kandungan air ini dapat menurunkan produktivitas pabrik dan kualitas produk serta dapat menyebabkan kerusakan pada tiap komponen sistem instalasi steam seperti mempercepat korosi, mengikis lapisan plug dari valve-valve isolasi, mengganggu kinerja flow meter steam dan lebih ekstemnya lagi dapat mengakibatkan ledakan akibat dari air kondensat yang tidak dibuang sehingga menumpuk di satu tempat. Steam separators dipasang pada sistem instalasi pemipaan steam dan digunakan untuk menghilangkan tetesan air tersuspensi dalam steam yang nantinya akan mengendap di bagian bawah badan separator untuk kemudian dibuang melalui steam trap . Baca juga : Steam Traps Steam yang dihasilkan oleh boiler pada umumnya menghasilkan steam jenuh yang mengandun

Perbedaan Pressure Safety Valve dengan Pressure Relief Valve

Di dalam dunia industri, khususnya di sistem instalasi pemipaan maupun pressurize storage tank pasti dilengkapi dengan safety device berupa pressure safety valv e (PSV) maupun pressure relief valve (PRV) . Secara fungsional memanglah kedua safety device ini hampir memiliki fungsi yang sama yaitu membuang tekanan berlebih di dalam suatu sistem. Pressure safety valve (PSV) digunakan dalam sistem aliran berupa gas sedangkan pressure relief valve (PRV) digunakan dalam sistem aliran berupa cairan atau liquid . Jenis yang paling banyak digunakan untuk kedua safety device ini adalah jenis pengaman pegas yang dilengkapi dengan sekrup penyetel tekanan yang memungkinkan kita untuk mengatur nilai tekanan kerja dari kedua safety device ini sesuai dengan yang dibutuhkan. Apabila ditinjau dari cara kerjanya kedua safety device ini memiliki suatu perbedaan.  Pressure safety valve akan membuka secara spontan ketika terdapat tekanan berlebih yang mampu mendorong pegas dan jika tekanan tersebut